Selasa, 09 November 2010

IQ (Intelligence Quotient), EQ (emotional quotient), SQ (spiritual quotient), dan RQ (religious quotient)

Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg& Slater (1982) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif.

Struktur kecerdasan
Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L. Thurstone:
• Pemahaman dan kemampuan verbal
• Angka dan hitungan
• Kemampuan visual
• Daya ingat
• Penalaran
• Kecepatan perseptual
Skala Wechsler yang umum dipergunakan untuk mendapatkan taraf kecerdasan membagi kecerdasan menjadi dua kelompok besar yaitu kemampuan kecerdasan verbal (VIQ) dan kemampuan kecerdasan tampilan (PIQ).

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu:
• Biologis
• Lingkungan
• Budaya
• Bahasa
• Masalah etika

Pengukuran taraf kecerdasan
Salah satu uji kecerdasan yang diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu komputer. Alat uji kecerdasan yang biasa di pergunakan adalah :
• Stanford-Binnet intelligence scale
• Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :
o WB (untuk dewasa)
o WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)
o WISC (untuk anak usia sekolah)
o WPPSI (untuk anak pra sekolah)
• IST
• TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
• FRT
• PM-60, PM Advance
Arti Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotiet / IQ) – sedikit menjabarkan mengenai kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, yaitu Intelligence Quotient atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Kecerdasan Intelektual.
• Intelligence Quotient
Intelligence Quotient adalah potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat berfikir. Digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Kecerdasan ini erat kaitannya dengan kemampuan Kognitif (penalaran) yang dimiliki oleh individu. Untuk mengetahui IQ tersebut, terhadap seseorang harus dilakukan tes Inteligensi dan dari hasil test tersebut bisa terlihat gambaran “tingkatan intelgensi” orang tersebut yang hasilnya disebut dengan IQ (Intelligence Quotient) .
Kecerdasan Ini terletak di Otak bagian Cortex (kulit otak). Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan seseorang kemampuan untuk : berhitung, beranalogi, berimajinasi dan memiliki daya kreasi serta Inovasi (pembaharuan). atau lebih tepatnya diungkapkan oleh para pakar psikologi dengan “What I Think” (apa yang saya pikirkan).


Kritik terhadap tes IQ
Kelemahan dari alat uji kecerdasan ini adalah terdapat bias budaya, bahasa dan lingkungan yang mempengaruhinya. Kekecewaan terhadap tes IQ konvensional menimbulkan pengembangan sejumlah teori alternatif, yang semuanya menegaskan bahwa kecerdasan adalah hasil dari sejumlah kemampuan independen yang berkonstribusi secara unik terhadap tampilan manusia.
Stephen Jay Gould adalah salah satu tokoh yang mengkritik teori kecerdasan. Dalam bukunya The Mismeasure of Man (Kesalahan Ukur Manusia), ia mengemukakan bahwa kecerdasan sebenarnya tak bisa diukur, dan juga mempertanyakan sudut pandang hereditarian atas kecerdasan.

• Emotional Quotient
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya.[1] Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. [2] Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan.[2] Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ).[1] Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.[1]
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.

Tips - Sukses,Emotional Quotient(EQ) & Intellectual Quotient(IQ)
Sukses? Sepertinya itulah yang ada di dalam benak hampir kebanyakan orang di dunia ini. Sejauh mana kata Sukses itu berhubungan dengan EQ (Emotional Quotient / Kecerdasan Emosional) dan IQ (Intellectual Quotient / Kemampuan Intelektual)?

1. Kecerdasan emosional (EQ) bukanlah mode atau kecenderungan, juga bukan sesuatu yang benar-benar baru seperti yang diyakini banyak orang. Saat ini, semakin banyak pengakuan tentang perlunya EQ, baik di dalam tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi
2. Mengapa ada orang yang dianugerahkan kemampuan intelektual (IQ) yang lebih tinggi daripada orang kebanyakan, namun menemui kegagalan dalam hidup, sementara orang lain dengan bakat biasa-biasa saja malah berhasil? Itu karena si 'biasa-biasa saja' dapat memaksimalkan EQ dirinya selain bakat IQ
3. Secerdas apapun kita, jika membuat orang lain kesal dengan perilaku kasar, tidak tahu cara membawa diri, atau 'ambruk' hanya karena stress sedikit saja, tak seorangpun betah berada di sekitar kita. Sehingga mereka tidak akan pernah mengakui setinggi apa IQ yang kita miliki
4. Semakin tinggi EQ kita, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses sebagai pekerja, pengusaha, orang tua, dan lain sebagainya
5. Apa yang dimaksud sukses? Sukses kita definisikan sebagai kemampuan untuk menentukan dan mencapai sasaran pribadi dan pekerjaan, apapun bentuknya
6. Kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual

• Spiritual Quotient
Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ (bahasa Inggris: spiritual quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.[1] SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu.[2] Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.[1] Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.

• Religious Quotient
Kecerdasan religi atau yang biasa dikenal dengan RQ (bahasa Inggris: religious quotient) yaitu segala hal yang mencakup wawasan menganut agama kita sendiri dengan benar sesuai dengan keyakinan masing-masing, jadi beragama itu tidak ikut-ikutan, melihat ayat yang tercipta yaitu alam sekitarnya, dan ayat yang terucap yaitu kitab suci. Orang yang memiliki kecerdasan religi memiliki pemikiran yang luas terhadap alam dan penciptaannya. Istilahnya agama itu untuk orang yang berakal dan menggunakan akal pikiran sesuai dengan arahan agama dan aturan yang telah ada dalam kitab suci.



Sumber :
http://sandyprayoga.com/kecerdasan-intelektual-intelligence-quotient/
http://www.zudan.byethost24.com/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=9
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan
http://forum.detik.com/macam-macam-kecerdasan-menurut-ilmu-psikologi-t47981p2.html?t=47981&page=2